kumpulan puisi pendek karya Abdul Leman
SEKASIH EMBUN
oleh : Abdul Leman
Sejuk menderu menari dicakrawala.
Menuas putih melati, harum dalam pelukan.
Bergerilya menembus diantara semesta.
Tak terang tak gelap pula.
Tak terik tak dingin pula.
Mendesah di antara lorong-lorong sang waktu.
Melolong menuai embun pagi.
Berdansa seolah hanyut dalam melodi.
Sekasih putih menghayal dalam dusta.
SEKASIH EMBUN
oleh : Abdul Leman
Sejuk menderu menari dicakrawala.
Menuas putih melati, harum dalam pelukan.
Bergerilya menembus diantara semesta.
Tak terang tak gelap pula.
Tak terik tak dingin pula.
Mendesah di antara lorong-lorong sang waktu.
Melolong menuai embun pagi.
Berdansa seolah hanyut dalam melodi.
Sekasih putih menghayal dalam dusta.

Angan
oleh : Abdul Leman
Aku yang tak tahu tentang garis nasib.
Hingga terhempas ke tanah orang.
Menggadai mimpi - Mimpi yang menghitam.
Ia mengaung ditengah kesunyian.
Berteriak mencoba menggugah dirinya sendiri.
Agar mimpi tak lagi dimalam hari.
Agar cita berubah menjadi cinta.
Agar semu menjadi tak jemu.
Agar samar tak lagi nanar.
Bias nafsu membius sesak dalam dada.
Merampas apa saja yang telah tergambar dalam otak.
Sesak yang tak bertuan hanya terisak dalam batin.
Merasuk tanpa tahu siapa yang mesti bertanggung jawab.
Aku tak sendirian hanya saja tersendiri.
Atas apa saja beban yang begitu rumit.
Siapa yang mau mendengar tetang cerita sesak ini.
Sedang mereka saja hanya melihat setiap candaku.
Ingin sesekali berlari tanpa berfikir yang ditinggal.
Ingin menolak lupa namun langkah terasa cacat.
Semuanya tentang inginnya angin.
Agar cita berubah menjadi cinta.
Agar semu menjadi tak jemu.
Agar samar tak lagi nanar.
Bias nafsu membius sesak dalam dada.
Merampas apa saja yang telah tergambar dalam otak.
Sesak yang tak bertuan hanya terisak dalam batin.
Merasuk tanpa tahu siapa yang mesti bertanggung jawab.
Aku tak sendirian hanya saja tersendiri.
Atas apa saja beban yang begitu rumit.
Siapa yang mau mendengar tetang cerita sesak ini.
Sedang mereka saja hanya melihat setiap candaku.
Ingin sesekali berlari tanpa berfikir yang ditinggal.
Ingin menolak lupa namun langkah terasa cacat.
Semuanya tentang inginnya angin.

SENJA KALA ITU
oleh : Abdul Leman
Menerka-nerka sebuah senja.
Melukiskan keresahan bersama bayangan langit yang mulai menua.
Melumatkan sekian banyak beban hari yang tak tercerahkan,
untuk kemudian berdecak pada tiap keajaiban.
Kau tau, cinta?
" Menyibir senja kala itu telah mengajariku membahasakan cinta pada tiap peluh cintaku yang tak lagi kau hargai.
yang kau tinggal pergi lalu ku bawa mati "
" Menyibir senja kala itu telah mengajariku membahasakan cinta pada tiap peluh cintaku yang tak lagi kau hargai.
yang kau tinggal pergi lalu ku bawa mati "
SEBENTAR LAGI SAYANG.
oleh : Abdul Leman
Nyalembeng/26 sept 2017
dia yang selalu memandangi cakrawala sembari menitik setiap gerak gerik matahari yang terus menjauh.
menghilang diantara mega langit sore.
tenggelam menuju malam yang pekat.
oleh : Abdul Leman
Nyalembeng/26 sept 2017
dia yang selalu memandangi cakrawala sembari menitik setiap gerak gerik matahari yang terus menjauh.
menghilang diantara mega langit sore.
tenggelam menuju malam yang pekat.
sebentar lagi sayang....!!
aku masih ingin bersua bersamamu.
menari dibawah mentari senja.
membuka diri menuju malam yang indah berasama kelipan bintang.
dekaplah jiwaku sayang...!!
untuk merangkul mimpi yang telah kita ukir menuju malam.
satu mimpi yang kita gadaikan pada bintang malam.
oh... nyatanya hujan datang sayang...!!
mendungpun tak terelakan lagi keberadaannya.
bintang mimpipun hilang seketika tak perduli berapa banyak mimpi yang telah diukir.
sebentar lagi sayang...!!!
aku masih ingin merangkai cinta bersamamu.
apakah kau tak ingin menunggu bintang fajar..?
untuk menagih mimpi yang telah tergadaikan pada bintang malam.
kenapa kau pergi sayang...?
membalikan diri dan berlari menjauh menuju mentari pagi.
oh.... mungkin saja kau tak ingin berjodoh lagi.
aku masih ingin bersua bersamamu.
menari dibawah mentari senja.
membuka diri menuju malam yang indah berasama kelipan bintang.
dekaplah jiwaku sayang...!!
untuk merangkul mimpi yang telah kita ukir menuju malam.
satu mimpi yang kita gadaikan pada bintang malam.
oh... nyatanya hujan datang sayang...!!
mendungpun tak terelakan lagi keberadaannya.
bintang mimpipun hilang seketika tak perduli berapa banyak mimpi yang telah diukir.
sebentar lagi sayang...!!!
aku masih ingin merangkai cinta bersamamu.
apakah kau tak ingin menunggu bintang fajar..?
untuk menagih mimpi yang telah tergadaikan pada bintang malam.
kenapa kau pergi sayang...?
membalikan diri dan berlari menjauh menuju mentari pagi.
oh.... mungkin saja kau tak ingin berjodoh lagi.
SI JENAKA
oleh : Abdul Leman
Ini hari dimana sang jenaka mencumbui bibirnya.
Tertawa menelan sepinya derita.
Membaur serupa bunglon hinggap pada putik bunga.
Sedu sedan menarik pandangan si kodok.
Tak perasa tak pula merasa.
.
Ini hari dimana angin berkelok-kelok menembus celah dinding.
Membisu namun pasti memburu.
Si jenaka pun berkata "tak usah kau merayu, ini cinta bukan derita".
Angin berlalu dan datang kembali kali ini ia membisu merdu nan syahdu.
Si jenaka terdiam namun dalam hatinya berkata "aku bukan mereka yang mampu membalas alunan cinta dengan harta, karena aku hanya punya cinta dalam canda duka"
.
Aku tak butuh janji dari pengakuan lidah yang tak bertulang itu.
Meski kau serupa bidadari pagi.

KATA si BODOH PADA CINTANYA.
oleh : Abdul Leman /16/12/17
Setiap cinta akan selalu menemui cintanya meski setiap jiwa selalu menemui jodohnya.
Si bodohpun menatap tajam kesudut celah jemari cintanya.
Cinta...!
Entah apa yang difikirkan oleh benakku.
Yang selalu mengatakan kaulah hanya milikku.
Kaulah yang akan menemani hidupku hingga tubuhku menua bahkan mati.
Cinta....!
Egokah aku dengan gambaran cintamu...?
Yang tak terwujud untuk ku.
Sejujurnya akupun menyadari cintamu bukan untuk seorang yang selalu menunggu datangnya masa bahagia dengan cintamu.
Cinta....!
Jika aku salah dengan mencintaimu.
Maka tunjukanlah cara membenarkannya.
Sibodoh memandang mata cintanya sembari berkata:
"Aku katakan dengan segala kebodohanku. Aku mencintaimu cinta, sudikah kau bersanding denganku hingga masa mautku tiba"
Cinta...!
Entah apa yang difikirkan oleh benakku.
Yang selalu mengatakan kaulah hanya milikku.
Kaulah yang akan menemani hidupku hingga tubuhku menua bahkan mati.
Cinta....!
Egokah aku dengan gambaran cintamu...?
Yang tak terwujud untuk ku.
Sejujurnya akupun menyadari cintamu bukan untuk seorang yang selalu menunggu datangnya masa bahagia dengan cintamu.
Cinta....!
Jika aku salah dengan mencintaimu.
Maka tunjukanlah cara membenarkannya.
Sibodoh memandang mata cintanya sembari berkata:
"Aku katakan dengan segala kebodohanku. Aku mencintaimu cinta, sudikah kau bersanding denganku hingga masa mautku tiba"

SELIMUT SENJA (tentang sebuah rasa yang tak mungkin padam)
oleh : Abdul Leman
Berlabu diantara setumpukan koin.
Bertemakan resah dan sejuta keinginan.
Beriramakan keharusan dan kekuatan.
Bernyanyikan pujian dan pengharapan.
Memejamkan mata diantara gemerlapan mata.
Mempuisikan tentang keindahan semesta.
Bersajak cekak tak berserta.
Diantara cahaya - cahaya keemasan yang menusuk jejak-jejak kehidupan.
Meraung diantara mega senja waktu itu.
Mengkiaskan tentang rasa yang terbuang.
Berjalan diantara cinta - cinta tak bernyawa.
Meski selalu ada tutur rindu tuk ingin bertemu.
Namun tak pantas bercanda cinta lagi.
Aku tetaplah akumu namun kauku adalah kaunya.
Mempuisikan tentang keindahan semesta.
Bersajak cekak tak berserta.
Diantara cahaya - cahaya keemasan yang menusuk jejak-jejak kehidupan.
Meraung diantara mega senja waktu itu.
Mengkiaskan tentang rasa yang terbuang.
Berjalan diantara cinta - cinta tak bernyawa.
Meski selalu ada tutur rindu tuk ingin bertemu.
Namun tak pantas bercanda cinta lagi.
Aku tetaplah akumu namun kauku adalah kaunya.

AKU DALAM KENAMUNAN
oleh : Abdul Leman
/Pondok kopi/05/06/18
Aku....?
Namun....!
/Pondok kopi/05/06/18
Aku....?
Namun....!
Aku tanya kenapa denganku.?
Aku jawab bagaimana denganku..?
Aku tanya dimana salahnya..?
Aku jawab apa salahnya..?
Aku berjalan dengan prinsip lalu,
Namun harapan baru mengadilinya.
Aku berjalan dengan harapan baru,
Namun prinsip lalu mencramahinya.
Meski jejakku masih selalu saja berjalan gagah.
Namun saat ini langkahku begitu pongah.
Meski mataku tak nanar untuk mengarah.
Namun saat ini aku tak tahu menuju arah.
Aku yang berkoar.
Namun aku yang terkubur.
Aku yang mecumbui.
Namun aku yang mencundangi.
Boleh saja kau bilang aku pecundang.
Boleh saja kau bilang aku bajingan.
Pasrah melangkah menuju arah yang tak terarah.
meski malam tak kelam dan siang tak usang .
Aku jawab bagaimana denganku..?
Aku tanya dimana salahnya..?
Aku jawab apa salahnya..?
Aku berjalan dengan prinsip lalu,
Namun harapan baru mengadilinya.
Aku berjalan dengan harapan baru,
Namun prinsip lalu mencramahinya.
Meski jejakku masih selalu saja berjalan gagah.
Namun saat ini langkahku begitu pongah.
Meski mataku tak nanar untuk mengarah.
Namun saat ini aku tak tahu menuju arah.
Aku yang berkoar.
Namun aku yang terkubur.
Aku yang mecumbui.
Namun aku yang mencundangi.
Boleh saja kau bilang aku pecundang.
Boleh saja kau bilang aku bajingan.
Pasrah melangkah menuju arah yang tak terarah.
meski malam tak kelam dan siang tak usang .



Agen poker terbesar dan terpercaya ARENADOMINO.COM
ReplyDeleteminimal depo dan wd cuma 20 ribu
dengan 1 userid sudah bisa bermain 8 games
pin BB : D_8_E_B_A_A_7_C