Jika cinta adalah anugerah ilahiah maka tak ada cinta yang pantas membuat terluka, melemahkan jiwadan menghancurkan pengharapan.
Bagiku tentang mencintai siapapun adalah hak, namun dicintai bukan hak untuk melukai
dan berikut adalah puisi cinta karya Abdul Leman,
JEJAK KASIH
Karya : Abdul Leman (03/06/17)
Kemana jejak kakimu berada.
Rasanya kemarin baru kita bersua dipenghujung jalan ini.
Suara langkah kakimupun belum terurai.
Kini tak berbekas lagi pada tanah merah yang pernah kita pijaki.
Apakah sudah jua diterpa angin laut..?
Atau mungkin kau telah terlempar kedunia lain..?
Suara dari lorong itupun serasa masih terdengar rayu tawamu.
Lihatlah kursi yang sering kita duduki itu seolah kau sedang memandangiku sembari tersenyum lebar.
Dan berkata "kemarilah sayang duduk disampingku aku merinduimu".
Lihatlah tempat yang sering kita singgahi itu.
Tampak sepasang kekasih sedang bercanda mesra.
Bukankah itu tempat kita merangkai mimpi-mimpi dengan begitu mesranya..?
Apakah kau ingat itu...?
Ah.... Aku lupa sekarang kau telah tiada.
Kau tinggal nama dan kenangan.
Lalu siapa yang acapkali aku melamun aku melihatmu tersenyum kepadaku.
Seolah berkata " wahai sayangku aku merinduimu ibarat kuncup pohon yang merindui hujan, ibarat malam yang kangen embun pagi".
Buku kenangan inipun takan pernah pudar dimakan siang, kelam dimakan malam, usang dimakan zaman.
Hujan pasti ada redanya.
Mendungpun ada gantinya.
MENCINTAIMU.
Karya : Abdul Leman
Aku mencintaimu seperti danau yang tenang, juga bergelora serupa ombak di lautan. Seperti api yang membakar, juga seumpama air yang membasuh. Seperti tiupan sepoi angin, juga amukan badai
Aku mencintaimu serupa ikan yang membutuhkan air, serupa kupu-kupu yang hinggap di pucuk-pucuk bunga, seperti gelap yang menggantikan terang, seperti matahari yang tak pernah padam.
Aku mencintaimu di tengah keramaian, juga dalam pelukan sepi. Aku mencintaimu ketika pagi dan malam, juga ketika hari hujan, ketika menit terpecah menjadi detik. Bahkan diantaranya, aku selalu mencintaimu.
KISAH SANG MALAM
Karya : Abdul Leman
.
tataplah indah sang bulan menembus belah kegelapan malam.
rasakanlah hening sang malam menyapu lirih bersama embun suci.
dengarlah ocehan sang jangkrik menyahut merdu beserta doa menusuk celah nadi sang malam.
dibawah kubah sintensial menggema doa mengiring jutaan mimpi.
diantara megah mega malam bernuansa kasih dari kekasih.
sang bintangpun berkedip melambai "kemarilah sayang kita menari bersama mimpimu"
TAK CUKUP SATRIA
Karya : Abdul Leman
Kala itu,,aku masih takut untuk bicara tentang cinta..
Begitupun dirimu,,malu malu untuk mengakui cinta..
Walaupun kita sama sama dalam rangkulan cinta…
Walaupun kita sama sama menginginkan hal yang sama….
Waktu terus berputar teratur sesuai kehendaknya..
Ukiran ukiran kisah semakin rapi tertata
Indah disaksikan saat dua mata kita saling berpaut..
Satu tujuan namun tak sempat diikrarkan bersama….
Saat jatah waktu telah usai untuk kita..
Rasa pun sekedar bisa disimpan
Walaupun begitu penuhi ruang dada
Membeban hati setiap kilasan kenangan melintas…
Hingga pd ahirnya,dan atas kehendaknya…
Dipertemukan kembali merangkai aksara aksara lama…
Mengumpulkan kembali kenangan manis silam..
Sampai tercetuslah kata yang sekian lama terkubur…
Tak mengapa walaupun terlambat untuk di haturkan…
Setidaknya tak ada lagi kisah yang tek terkisahkan…
Wlaupun terbit di di senja hari..
Kata orang ini adalah kisah kasih tak sampai..
Kasih ku telah sampai,hanya saja diwaktu yang tk tepat…
Mohon di maafkan untuk mulutku yang tak satria….
SEBENTAR LAGI SAYANG.
oleh : Abdul Leman
Nyalembeng/26 sept 2017
dia yang selalu memandangi cakrawala sembari menitik setiap gerak gerik matahari yang terus menjauh.
menghilang diantara mega langit sore.
tenggelam menuju malam yang pekat.
oleh : Abdul Leman
Nyalembeng/26 sept 2017
dia yang selalu memandangi cakrawala sembari menitik setiap gerak gerik matahari yang terus menjauh.
menghilang diantara mega langit sore.
tenggelam menuju malam yang pekat.
sebentar lagi sayang....!!
aku masih ingin bersua bersamamu.
menari dibawah mentari senja.
membuka diri menuju malam yang indah berasama kelipan bintang.
dekaplah jiwaku sayang...!!
untuk merangkul mimpi yang telah kita ukir menuju malam.
satu mimpi yang kita gadaikan pada bintang malam.
oh... nyatanya hujan datang sayang...!!
mendungpun tak terelakan lagi keberadaannya.
bintang mimpipun hilang seketika tak perduli berapa banyak mimpi yang telah diukir.
sebentar lagi sayang...!!!
aku masih ingin merangkai cinta bersamamu.
apakah kau tak ingin menunggu bintang fajar..?
untuk menagih mimpi yang telah tergadaikan pada bintang malam.
kenapa kau pergi sayang...?
membalikan diri dan berlari menjauh menuju mentari pagi.
oh.... mungkin saja kau tak ingin berjodoh lagi.
aku masih ingin bersua bersamamu.
menari dibawah mentari senja.
membuka diri menuju malam yang indah berasama kelipan bintang.
dekaplah jiwaku sayang...!!
untuk merangkul mimpi yang telah kita ukir menuju malam.
satu mimpi yang kita gadaikan pada bintang malam.
oh... nyatanya hujan datang sayang...!!
mendungpun tak terelakan lagi keberadaannya.
bintang mimpipun hilang seketika tak perduli berapa banyak mimpi yang telah diukir.
sebentar lagi sayang...!!!
aku masih ingin merangkai cinta bersamamu.
apakah kau tak ingin menunggu bintang fajar..?
untuk menagih mimpi yang telah tergadaikan pada bintang malam.
kenapa kau pergi sayang...?
membalikan diri dan berlari menjauh menuju mentari pagi.
oh.... mungkin saja kau tak ingin berjodoh lagi.

No comments:
Post a Comment